Johanes B.E. Triatmojo Dirut PT. Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) Beralih ke Bisnis Sewa Bis Pariwisata
REPORTASE BHAYANGKARA
JAKARTA— PT. Express Transindo Utama Tbk (TAXI), menyelenggarakan Public Expose di IBIS Hotel – Jakarta – Harmoni – Tanbe, Lantai 2, Jalan Hayam Wuruk No.35, Jakarta Pusat Jakarta 10120 DKI Jakarta.
Direktur Utama PT. Express Transindo Utama Tbk. (TAXI), Johanes B.E. Triatmojo, memaparkan: “Perlambatan perkembangan global dan nasional yang disebabkan oleh Pandemi Covid 19 dirasakan sejak tahun 2020. Disusul dengan kondisi perang yang mengakibatkan peningkatan inflasi dunia.
Sektor transportasi sangat terpukul dengan diberlakukannya kebijakan pembatasan mobilitas. Hal ini telah membuat banyak usaha sektor transportasi harus melakukan efisiensi, bahkan menghentikan operasi.
Pemerintah mengupayakan kebijakan ekonomi untuk mendukung serta mendorong peningkatan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Saat ini di 2022 gairah industri sudah kembali.”
“Pada bulan Desember 2021, Rajawali Corpora telah melepaskan hak nya atas pinjaman terhadap perseroan berikut dengan bunga, denda, dan biaya-biaya lainnya.
Perubahan tempat kedudukan dan alamat Perseroan: Alamat Kantor: Jl. Taman Sari IV No.12A Maphar, Taman Sari Jakarta Barat.
Alamat Pool: Jl. Kyai Haji Hasyim Ashari, Cipondoh Raya Karang Tengah – Kota Tangerang. Optimalisasi kendaraan yang masih dimiliki Reparasi Bus secara bertahap. Penetapan pangsa pasar baru dan mempertahankan existing customer”, ucapnya.
Untuk menembus kemacetan di Jakarta, cukup memberikan dampak yang luar biasa kepada Express, sehingga ditahun 2018, kita melakukan restrukturisasi utang-utang yang ada. Dilanjutkan ditahun 2019, obligasi 2014 dikonversikan kedalam saham melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi. Jadi itu perjalanan dari Perseroan. Tahun 2021, 2022 Perseroan lebih konsentrasi dalam penyelesaian utang-utang yang ada, kemudian menata ulang Aset. Jadi setelah Obligasi selesai, jaminan-jaminan juga sudah kita jual untuk menutup Obligasi. Jaminan tersebut memang banyak terdiri dari kendaraan-kendaraan perusahaan. Jadi setelah penyelesaian utang dan penataan ulang Aset, ditahun 2022 khususnya bisa kita katakan bisnis kita bukan lagi Taxi, karena pada prinsipnya taxi telah terjual semua sehingga Obligasi , sehingga usaha kita adalah hanya Bisnis Bis Pariwisata. Bis Pariwisata memang sudah dikelola oleh Express sejak tahun 2014, jadi sampai dengan hari ini kami hanya meneruskan bisnis untuk Bis Pariwisata yang sebelumnya kita memiliki 100 unit Bis Pariwisata, 90 diantaranya harus kita jual untuk pelunasan Obligasi, sehingga saat ini kita memiliki kekuatan hanya di 10 Bis Pariwisata. Sedikit mengenai kondisi industri. Covid 19 di tahun 2020 telah melumpuhkan semua kondisi transportasi, di bulan Maret 2020 setelah diberlakukannya larangan keluar rumah PSBB, semua kantor tutup dan lain-lain supir taxi kita pulang semua. Kita semua wajib tinggal dirumah. Jadi benar-benar pembatasan sosial yang membuat bisnis transportasi mati sama sekali. Saat ini kita melihat kondisi perang yang belum selesai, inflasi juga meningkat luar biasa. Sektor transportasi memang sangat terpukul,
pemberlakuan kebijakan pembatasan. Jadi kami banyak melakukan efisiensi luar biasa. Pemerintah banyak memberikan upaya kebijakan ekonomi untuk mendukung supaya ekonomi membaik.
“untuk korporasi membutuhkan tindak lanjut dari Pemegang Saham mayoritas. Tentu ada rencana ekspansi usaha, tetapi menunggu persetujuan proposal yang diajukan kepada para pemegang saham.
Kami sedang fokus pada aset yang ada. Jika nanti produktif, kemungkinan kedepannya akan ada ekspansi. Hingga semester 1/2022, TAXI membukukan pendapatan sebesar 1,13 miliar, dengan menderita kerugian senilai Rp. 5,85 miliar. Total aset tercatat Rp. 82,59 miliar, liabilitas sejumlah 12,37 miliar. TAXI memiliki ekuitas sebesar Rp. 71,33 miliar,”pungkasnya.
(Ellyana Ully).