BISNIS EKONOMI FASHION 

Fashion House Butik A Hong Menyediakan Berbagai Jenis Pakaian, “Ale Kemeja Corp” Trenddy 2022

Reportasebhayangkara.com

JAKARTA–Kamis, 3 Februari 2022, Ketika disambangi awak media, Ibu A Hong, pemilik Fashion House Butik, mengatakan “Saya memulai usaha sejak bulan Mei 2000, jadi sudah 22 tahun, tetapi sejak 2 tahun terakhir karena Pandemi Covid 19 usaha kurang berjalan dengan baik,tapi saya bersyukur dibantu anak perempuan saya , menjual produk saya di Shopee, usaha fashion saya ini naik lagi. Saya sangat bersyukur sekali, makanya dalam kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman kepada teman-teman di manapun dengan kalau Covidnya naik jangan kebingungan.

Keluarga, anak sama emak atau sama bapak
atau sama saudara ajak kerjasama, jangan kebingungan, bagaimana cari uangnya. Orangtua tidak pintar dengan Media Sosial, tapi anak-anak pintar, misalnya emak dan bapaknya buat masakan, anaknya bisa bantu jual, seperti saya intinya. Saya senang anak saya bisa bantu saya, sejalan, tidak kebingungan lagi.”

“Saya memilih usaha Fashion Butik sebagai bisnis karena saya sudah cukup lama, juga hobi menjahit. Dari dulu mama saya, waktu saya berusia 12 tahun suru saya kursus menjahit baju, katanya wanita harus punya kepintaran supaya bisa melindungi diri, saya sekarang merasa benar-benar bisa melindungi diri saya dan anak-anak saya tanpa kesulitan,” ujarnya.

“Memang wanita harus punya kepintaran, itu sangat penting,” intinya kalo usia seperti saya ini kedepan saya ingin bagi ilmu, “ucapnya.  selama 22 tahun ini ilmu saya banyak banget, jadi saya ingin bagi ilmu dan saya ingin ciptakan lapangan pekerjaan saya lebih besar. Penduduk Indonesia banyak sekali supaya bisa membantu cari duit, itu misi saya kedepan, ” ucapnya lagi.

“Memulai usaha ini saya buka kecil-kecilan tidak menggunakan modal besar, sambil dapat untung sambil belanja lagi, jadi semakin membesar semakin membesar. Modal awal saya kecil banget, tidak ada nilainya, saya sudah tidak ingat berapa, ” lanjutnya.

“Sejak usia 12 tahun saya disuru mama saya kursus menjahit, saya sudah bisa jahit baju sendiri, lama-lama saya kursus lagi, saya sekolah lagi, jadi pintar, namanya manusia seperti pisau makin diasah makin pintar, makin bagus. Suami mendorong saya, kita sama, jadi kalau saya pergi, dia bisa wakilin saya.

“Macam-macam baju bisa saya jahit. Saya bersedia jahit baju uniform kantor” ucapnya.

“Saya jahit batik karena zaman dulu anak-anak tidak suka batik seperti Congsam ini seperti Chines, jadi tadinya orang tidak suka jadi suka. Kenapa saya bikin batik, karena batik bentuknya biasanya persegi gak ada bentuk makanya orang gak suka, jadi saya bikin yang berbentuk supaya oranng suka, intinya begittu. Jadi kalau kita punya barang atau warisan kitaa bisa mengolahnya,”ucap bu A Hong.

Dengan dibantu pegawai 3 orang, sebelum Covid 19, pegawai lebih dari 3 orang, mereka dirumahkan, nanti kalau sudah tidak ada Covid 19 mereka akan dipanggil kerja lagi, bisnisnya juga semakin naik dan kerjasama dengan Shopee hasilnya lumayan.

“Omset sebulan dari Shopee, anak saya gabung pada bulan September, dia jual 20 potong lebih, pada bulan Oktober ada 70 potong lebih, pada bulan November 80 potong lebih, pada bulan Desember 100 potong lebih, bulan Jaanuari 2022 naik terus sampai 200 potong lebih, meningkat terus, Puji syukur Tuhan,”lanjutnya.

Model terbaru dari kaum millenialpun ada baju kemeja  mudamudi yang sekarang sedang trendy dibuatkan berdasarkan pesanan dan sudah jadipun ada, tersedia di Shopee silahkan beli, “Ale Kemeja Crop”

Pada Pandemi Covid 19 ini, usaha jahit tidak jalan, kenapa tidak jalan, biasanya saya kiri kanan oke, artinya saya ada tambahan.terima renovasi vermak, saya terima jahit seragam sekolah ternyata orang tidak pesan seragam sekolah, ternyata orang tidak bikin seragam, itu benar-benar tidak jalan usaha, terus orang renovasi juga berkurang, saya bikin baju untuk orang kawin sederhana, restoran tidak buka tidak ada pesta kawin, jadi semua usaha saya berkurang karena Pandemi Covid 19. Jadi untuk yang kawin kurang berjalan, untuk yang seragam kurang berjalan, yang vermak juga juga kurang berjalan, mereka pakai apa adanya. Saya bersyukur, anak saya bisa bekerja sama dengan saya , makanya saya bisa bertahan lagi, bisa hidup lagi kasarnya, makanya saya kasih saran ke teman-teman, orang-orang harus seperti saya, harus ajak kerjasama dengan siapapun.

Pertama Covid 19 saya pernah ajak seorang wartawan , tapi dia tidak ngerti, dia pernah jahit kain untuk tutup foto, saya ajak dia kerjasama, saya buat untuk jual, dia gak kepikir, dia ngak mau, saya sangat sedih, enggak semua orang bisa diajak kerjasama, ada pikiran mau karena dia untung kalau dia mau , contohnya anak saya jual naik terus, apalagi dia wartawan dia lebih pintar lagi, dia hanya mau orang pesan melalui Instagram, dia terima itu.

“Saya ajak dia kerjasama supaya tidak kesusahan ternyata dia ngak mau artinya belum jodoh,” makanya nampaknya ibu bagus, jadi saya senang , dari segi mana saya harus cari bantuan,” ungkapnya pada media yang menyambanginya.

“Yang saya jahit lebih banyak pakaian perempuan daripada pakaian laki-laki, “saya juga bisa jahit pakaian laki-laki, lanjutnya, saya bisa bikin pakaian kembaran suami istri, anak kecil lebih sedikit daripada yang dewasa. Kalo hijab, saya ingin anak saya yang satu lagi kalau pulang dari Taiwan kedepannya buat pakain muslim, tapi jual dari media sosial saja karena sekarang lebih berkembang jual ke media sosial”.

“Saya ada cita-cita untuk export tapi saya tidak punya tenaga, “saya bisa bikin pola, bisa semua, sayang kalau cuma disini aja. Kaitan saya butik, karena anak saya yang jual, saya harus ikut dia buat kemeja, yang sexi juga ada, jadi saya ikut anginnya kemana kalau saya ikut cara saya sudah gak jalan karena orang uda gak kawin uda gak pakai, biasa bulan 6 bulan 7 saya ramai banget, anak-anak sekolah SMA pesan rok ini gara-gara ‘ngak sekolah orang gak bikin, datang cuma 5 orang,biasa dia datang bikin sama saya, ‘ntar emaknya beli baju sama saya, jadi kiri kanan masuk, sekarang kiri kanan ngak masuk.”ucapnya.

Saya pernah ikut pameran, saya kurang tenaga, saya kecapean . Saya disini sudah lama sudah ada langganan, saya beli bahan saya jual, sebenarnya ada beberapa toko kerjasama dengan saya, tapi karena Pandemi Covid 19 tutup semua, gak ada yang bertahan.” Tutupnya

(Red/Eliz).

Related posts

Leave a Comment